#
Motto Kedungbenda "Jempol" : Jujur - Eling - Mapan - Prigel - Open - Lancar
Home » » Sukmadi, Pemuda Pemberani Pahlawan Desa Kedungbenda

Sukmadi, Pemuda Pemberani Pahlawan Desa Kedungbenda

Written By Unknown on Minggu, 10 November 2013 | 02.35

Ilustrasi; 
Tanggal 10 November 2013 dini hari, selepas melaksanakan sholat tahajud terdengar bunyi notifikasi SMS di handphone. Setelah dilihat ternyata ada edaran dari Menkominfo untuk serentak membunyikan sirine dan klakson pada pukul 08:15 selama 60 detik lalu pada pukul 08:16 Mengheningkan Cipta untuk mengenang jasa Pahlawan Bangsa.

Hari ini bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Upacara kenegaraan di lingkungan pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan dilaksanakan untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan bangsa yang telah gugur dalam menegakan NKRI. Tidak semua pahlawan teridentifikasi, dipulasara dan diberikan reward oleh negara. Masih banyak yang tidak dikenal, hilang tak berbekas, atau sama sekali tidak ada perhatian dari pihak yang seharusnya berkewajiban untuk mengurusnya. Banyak anak-anak dan keluarga para pahlawan yang hidupnya terlunta-lunta. Tidak mendapatkan perhatian bahkan jaminan sosial, dengan alasan tidak dapat memenuhi persyaratan normatif yang ditentukan.

Pahlawan tetap pahlawan, walau tidak mendapat perhatian, mereka tidak peduli, karena tidak membutuhkan lagi duniawi. Mudah-mudahan jasanya dapat menjadi tabungan dan amalan tidak terputus di hadapan Tuhan.

Ingatan saya kembali pada masa kecil, 50 tahun yang lalu. Sebuah pertanyaan saya ajukan kepada almarhum ayah saya, ketika di jalan depan rumah ada iring-iringan mobil polisi dengan bunyi sirinenya. Sementara di belakang rombongan ramai orang-orang mengikutinya.

“Bapak..., ada apa dijalan?” tanya saya.
Bapak menjawab dengan penjelasan yang bijak dan masuk akal bagi anak kecil seperti saya: ”Itu rombongan petugas kepolisian.., mau mengadakan reka ulang kejadian penembakan saudara Sukmadi oleh perampok beberapa waktu yang lalu. Lokasinya di turunan Tambangan Kalianja. Perampok yang menembak sudah ketangkap, itu dibawa oleh pak polisi kesana untuk menunjukan tempat dan kronologi penembakannya. Selanjutnya hasil reka ulang itu akan dipakai untuk melengkapi Berita Acara Penuntutan Pidana di Pengadilan oleh Jaksa Penuntut Umum”. “Saudara Sukmadi itu pemuda pemberani dari Sokasada, waktu itu sedang melaksanakan tugas ronda malam keliling kampung dan mengintai gerak-gerik mencurigakan dari orang asing yang gelagatnya akan merampok keluarga Kaki Yasa orang terkaya di Kedungbenda. Namun karena Sukmadi hanya membawa Gobed (Golok), sedang perampok bersenjata pistol, Sukmadi dikejar kawanan perampok sampai tanjakan Tambangan Kalianja dan ditembak”. “Karena transportasi dan jalan masih susah, sedang fasilitas kesehatan adanya di Purbalingga yang berjarak 15 km dari tempat kejadian, nyawa Sukmadi tidak tertolong”. “Jenazah Sukmadi dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Sokasada. Suatu waktu pasti nanda akan saya ajak nyekar ke sana untuk mendoakan”.

Di Pemakaman Umum Sokasada inilah Alm. Sukmadi diistirahatkan
Ziarah ke makamnya baru terlaksana beberapa tahun kemudian, dilakukan bersama-sama dengan siswa satu Sekolah Rakyat Negeri Kedungbenda menjelang peringatan Hari Pahlawan. Kebetulan saat itu bapak masih menjabat sebagai Kepala Sekolah.

Demikian bapak mengenalkan dan menghargai para pahlawan dimulai dengan cara yang paling sederhana dan dekat dengan lingkungannya. Cara bapak saya pikir cukup arif dan mendidik, makanya selalu saya ingat sampai sekarang.

Peristiwa heroik mengepung rampok ini telah berlalu lebih dari lima puluh tahun lamanya. Namun di hari pahlawan ini rasanya saya anggap tepat untuk menuliskan peristiwa ini agar generasi penerus tahu dan dapat menghargai pahlawan mulai dari daerahnya sendiri. Sifat juang, keberanian untuk membela hak dan kebenaran pastinya harus diteladani.

Kini perubahan dan kemajuan Kedungbenda penuh dinamika, apalagi sebentar lagi akan menjadi daerah yang terbuka di segala bidang. Oleh karena itu Desa ini membutuhkan pemuda-pemudi seperti Sukmadi. Memelihara kesatuan dan persatuan, mengisi pembangunan dengan kreatifitas,  menghindari perilaku negatif, dan belajar terus untuk mengejar ketertinggalan selama ini.

Sukmadi, jasamu ku kenang. Kau telah tiada, kini akan muncul Sukmadi-Sukmadi baru yang cerdas dan tangguh.

By Kang Wirya

0 komentar:

Posting Komentar