#
Motto Kedungbenda "Jempol" : Jujur - Eling - Mapan - Prigel - Open - Lancar
Home » » Pembangunan Jembatan Linggamas Dilanjutkan

Pembangunan Jembatan Linggamas Dilanjutkan

Written By Unknown on Sabtu, 22 Juni 2013 | 16.29

Harapan masyarakat sekitar proyek Jembatan Linggamas pada tahun 2013 selesai kiranya akan menjadi kenyataan. Pada awal bulan Juni ini pekerjaan proyek tahap II sudah dimulai setelah pemenang tender diumumkan. Walau pada Hari Raya Idhul Fitri 1434H tahun ini dipastikan belum kelar. Namun masyarakat menyadari, karena memang masih banyak sarana pendukung yang harus dipenuhi, seperti pelebaran jalan penghubung, pembuatan dan perbaikan selokan kiri-kanan jalan, lampu penerangan, rambu-rambu lalu lintas, serta penyadaran perubahan kebiasaan perilaku berlalu-lintas masyarakat sehari-hari.
Dimana yang tadinya jalanan sepi dan biasa leluasa tidak terpaku pada rambu lalu-lintas, dengan ramai dan meningkatnya pengguna jalan baru ini maka masyarakat harus mematuhi rambu-rambu lalu-lintas, disiplin dan lebih berhati-hati.

Proyek Multi Years ini apabila selesai dipastikan menyebabkan Multiplier Effect terhadap denyut nadi kehidupan masyarakat. Kegiatan, sarana dan prasarana baru akan bermunculan. Diharapkan kesejahteraan masyarakat secara bertahap akan meningkat.

Proyek Pembangunan Jembatan Tahap II Dimulai

Teka-teki mengenai siapa yang akan menangani proyek Jembatan Linggamas tahap dua akhirnya terjawab. Doni Eriawan keluar sebagai pemenang tender mega proyek jembatan yang menghubungkan Purbalingga dan Banyumas. Doni menyingkirkan delapan kompetitor lain dalam lelang terbuka.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Purbalingga, Sidik Subroto, mengatakan, Doni maju menggunakan PT. Gaitsa Zahira Sifa. Setelah tahap pengumuman pemenang ini, ada masa sanggah kurang lebih lima hari. Pada tahap ini, peserta lelang bisa mengajukan sanggahan atas pemenang proyek atau proses pelelangan. “Peserta lelang yang merasa perlu menyanggah pemenang atau proses pelelangan,” ujar dia.


Proses pembangunan Jembatan Linggamas
Doni merupakan kontraktor yang menggarap Jembatan Kalikarang. Meski terlambat, namun Doni akhirnya menyelesaikan jembatan yang mempersingkat rute menuju Rembang ini. Ia mengatakan, selama tidak masuk black list atau daftar hitam, kontraktor berhak ikut lelang. “Black list diberikan jika rekanan putus kontrak, tidak melaksanakan pemeliharaan selama enam bulan, atau tidak mencairkan jaminan lima persen dari nilai kontrak,” kata dia.



Tahap dua menyisakan beberapa pekerjaan. Pekerjaan sisi Purbalingga di antaranya pengadaan dan pemasangan balok bentang panjang 45 meter sebanyak tiga buah dan balok bentang sepanjang 50 meter tiga buah. Setelah itu pengecoran pelat beton bentang timur dan tengah, dilanjutkan pengaspalan dan penyelesaian oprit timur. Sementara sisi Banyumas pengadaan dan pemasangan balok bentang 45 sebanyak enam buah dan balok 50 meter tiga buah. Dilanjutkan pengecoran pelat segmen barat, pengaspalan dan penyelesaian oprit barat. “Untuk jalan tembus yang diminta warga akan kami upayakan dipenuhi, di bagian bawah jembatan,” ujar dia. Tahap dua, pagu anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 23,8 miliar. Ini akan ditanggung dua pemerintah daerah. Purbalingga Rp 7,5 miliar dan sisanya Banyumas. “Purbalingga lebih kecil karena pekerjaannya lebih sedikit,” katanya.

Sementara Doni mengatakan, pekerjaan tahap dua relatif lebih mudah dari tahap pertama. Ini karena tahap dua menyisakan pekerjaan di atas sungai, sehingga tidak berhadapan dengan faktor alam. “Seperti di Kalikarang, itu kan pekerjaan di sungai, sehingga harus berhadapan dengan air dan kondisi tanah,” ujar Doni. Ia mengatakan, dari pagu anggaran Rp 23,8 miliar, ia mengajukan tawaran Rp 20,9 miliar. “Jadi selisih sekitar 15 persen. Saya harap bisa selesai tepat waktu,” kata Doni yang maju sebagai calon angota DPR RI di Pileg 2014 ini (SP,18/05/2013). 

Komisi IV Soroti Kualitas Jalan dan Jembatan Linggamas

Komisi IV DPRD Kabupaten Purbalingga menganggap akses jalan menuju Jembatan Linggamas juga perlu diprioritaskan. Pasalnya, perbaikan infrastruktur seperti jalan, diharapkan dapat ikut meningkatkan ekonomi masyarakat.

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Purbalingga, Bambang Irawan mengatakan penyelesaian proyek Jembatan Linggamas memang diprioritaskan di tahun anggaran 2013 ini. Namun demikian, hal itu juga tidak terlepas dari perbaikan infrastruktur akses menuju jembatan. “Karena jembatan dan akses jalan menjadi satu paket pada saat proses lelang. Diharapkan kualitas jalan dan jembatan benar-benar dikedepankan pihak rekanan yang menang lelang,” jelasnya usai Kunja Komisi IV DPRD ke lokasi proyek Jembatan Linggamas. Dijelaskan, dengan adanya perbaikan akses jalan itu, diharapkan perekonomian masyarakat dapat meningkat. Selain itu, akses jalan yang mudah, juga dapat membuka peluang bagi wisata-wisata kebudayaan yang banyak terdapat di daerah Kecamatan Kemangkon. “Kalau Jembatan Linggamas dan akses jalannya sudah selesai dibangun dan diperbaiki, ekonomi masyarakat juga dapat dipastikan akan lebih baik lagi,” ujarnya. Seperti diketahui, akses jalan yang manjadi satu paket dengan Jembatan Linggamas yaitu akses dari Jembatan Linggamas hingga Desa Panican. “Saat ini Komisi IV melakukan Kunja tahap I sebelum lelang dimulai. Hal itu dalam rangka mengecek nol persen dari proyek Linggamas. Selanjutnya, pengawasan akan dilanjutkan pada saat pengerjaan hingga selesai,” paparnya (RB,bay/bdg).

Imbas Proyek Pelebaran Jalan, Ratusan Pohon Peneduh Jalan Ditebang 

Pohon jati dan mahoni peneduh jalan sekaligus aset daerah di sepanjang Jalan Panican-Kedungbenda, khususnya Desa Senon, habis dibabad. Ini sebagai imbas dari pelebaran jalan yang dimulai dari wilayah Bojong, Panican hingga Kedungbenda.


Ilustrasi: Pohon Jati Pelindung
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Purbalingga Sigit Subroto, mengatakan, pihaknya akan mengganti pohon tersebut. Setelah pelebaran selesai, tepian jalan akan kembali ditanami pohon peneduh jalan. Ia mengatakan, di awal pemerintah desa sempat meminta bagian dari hasil penjualan pohon ini. Pihaknya menerima surat dari Pemerintahan Desa Senon terkait pembagian hasil penjualan kayu-kayu ini. Menurutnya, pohon ini merupakan aset jalan kabupaten. Artinya, hasilnya pun menjadi hak pemerintah daerah. Namun, karena saat menanam pemerintah desa turut andil, maka hasil penjualan akan dibagi dua. “Hasilnya akan dibagi antara pemerintah desa dan pemerintah kabupaten,” kata dia. Di Senon total ada 227 batang pohon yang ditebang sejak Kamis hingga Senin lalu. Setelah dijual, melalui lelang, diperoleh Rp.70 juta.

Kepala Desa Senon mengatakan, proporsi pembagian yaitu 60 persen untuk pemerintah desa dan 40 persen untuk pemerintah kabupaten.“Pelunasan dilakukan hari Kamis (20/6),” kata dia. Sementara itu, PJ. Sekdes Bokol, Ariah, mengatakan, ada 120 pohon yang terdiri dari pohon jati, mahoni, dan asem. Ia mengatakan, karena masih kecil, hasil penjualan hanya Rp.1,3 juta. “Uangnya semua masuk kas desa,” kata dia. Aktivis lingkungan, Heru Hariyanto, mengatakan, penebangan pohon kayu keras macam jati harus melalui izin Dintanbunhut. Menurut dia, minimnya koordinasi antar pihak membuat penebangan kayu ini sempat menjadi polemik. “Semestinya ada koordinasi antar pihak yang berkaitan,” ujarnya. Sementara Camat Kemangkon, Harsono, mengatakan, penebangan telah dibahas lintas sektor di Setda Purbalingga. Dari rapat ini, dibentuk tim lelang yang melibatkan unsur pengurus desa. “Pemerintah Desa yang melaksanakan lelang, hasilnya dibagi Pemerintah Desa dan Kabupaten,” kata dia (SP,20/06/2013) 

Doc, by Kang Wirya

0 komentar:

Posting Komentar